Label

Foto (2) Tugas Akhir (2) Tugas Kuliah (21) Video (1)

Kamis, 04 Mei 2017

MAKALAH PENGANTAR BISNIS



MAKALAH
PENGANTAR BISNIS






OLEH :

WAODE MULIATI
B1B4 16 100



JURUSAN MANAJEMEN
KONSENTRASI KEWIRAUSAHAAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2016


BAB 1
MEMAHAMI SISTEM BISNIS DI AMERIKA SERIKAT

A.    PENGERTIAN BISNIS
Bisnis dalam arti luas adalah semua aktifitas dan institusi yang memproduksi barang dan jasa dalam kehidupan sehari-hari. Ricky W Griffin dan Ronald J.Ebert dalam bukunya mendefinisikan bisnis adalah organisasi yang menyediakan barang atau jasa yang dijual dengan maksud mendapatkan laba. Laba merupakan imbalan yang didapatkan pemilik bisnis dari resiko yang diambil sewaktu menginvestasikan uang dan waktu mereka.
Bisnis dalam aktifitasnya memiliki fungsi masing-masing dan memiliki kedudukan. Sebuah perusahaan tidak mungkin berdiri sendiri tanpa peduli dengan lingkungannya (Paulus Sukardi, Evi Thelia sari : 2007 : 3). Sebuah iklim bisnis yang baik adalah bisnis yang dapat meningkatkan kualitas hidup lingkungannya. Semua perusahaan pada umunya sangat tergantung dengan lingkungan. lingkungan adalah konsumen dari perusahaan tersebut dan perusahaan harus mengetahui apa yang dibutuhkan lingkungan atau konsumen.
B.     EVOLUSI BISNIS DI AMERIKA SERIKAT
  1. Sistem Pabrik Dan Revolusi Industri
Revolusi industri di pertengahan abad ke-18 membuat revolusi manufaktur menaglami perubahan dramatis akibat adanya kemajuan tekonologi dan perkembangan sistem pabrik. Sistem pabrik mengurangi kebutuhan peralatan dan memungkinkan perusahaan-perusahaan membeli bahan baku dengan harga lebih murah melalui pembelian jumlah besar untuk produksi massal. Sistem pabrik juga mendorong spesialisasi tenaga kerja. Produksi massal menggantikan sistem dimana orang-orang yang sangat terampil melakukan semua tugas yang berbeda-beda untuk membuat satu jenis barang.
  1. Laissez-fair dan Era kewirausahaan
Sejumlah masalah terjadi ketika abad ke-19 akan tetapi sistem amerika serikat mulai membawa bisnis domestik lepas dari pasar-pasar modal di eropa. Pada abad tersebut banyak pengusah yang muncul karena Amerika Serikat menekankan falsafah laissez fair, sebuah prinsip dimana pemerintah seharusnya tidak campur tangan dalam perekonomian. Prinsip laissez fair menciptakan perusahaan besar seperti U.S Steel, Alumunium Company Of Amerika (AlCOA), Standart Oil, dan lain sebagainya.
Besarnya perusahaan-perusahaan mempersulit para pesaing memasuki pasar-pasar mereka.kontrol pasar secara total menjadi semboyan di berbagai industri, dengan banyaknya perusahaan besar yang lebih memilih bergabung dari pada bersaing. Pengaturan harga dan bentuk-bentuk manipulasi pasar lain menjadi praktek bisnis yang umum. Berbagai kritik dilancarkan sebagai reaksi melawan praktek usaha yang tidak etis dengan cara memberlakukan tindakan korektif dan akhirnya penerapan undang-undang antitrust (antitrust lawas) dan penghentian praktek-praktek monopoli. Secara khusus, masyarakat menuntut akuntabilitas yang lebih besar dari perusahaan-perusahaan untuk dapat berperilaku dalam cara-cara yang tidak melanggar pihak lain.
  1. Era Produks
Era produksi ini mulai pada tahun 1913 ketika henry ford memperkenalkan lini prakitan bergerak. Fokus ford terletak pada efisiensi manufaktur dengan mengadopsi tempat kerja yang tetap, meningkatkan spesialis tugas, menggunakan konsep scientific menagement, dan mengalihkan pekerjaan kepada pekerja. Ford secara dramastis meningkatkan produktivitas dan menurunkan harga. Akibatnya, Ford membuat harga mobil terjangkau untuk banyak orang. Era produksi menjadi solusi bangkitnya serikat pekerja dan pembentukan tawar menawar kolektif. Selain itu masa depresi tahun 1930-an dan perang dunia II mendorong pemerintah untuk campur tangan dalam sistem perekonomian.
  1. Era Pemasaran
Tahun 1950-an dan 1960-an berkembang filosofi bisnis baru yaitu konsep pemasaran. Sebelumnya, bisnis pada dasarnya berorientasi pada prooduksi dan penjualan. bisnis-bisnis cenderung memproduksi apa yang diproduksi bisnis lain, apa yang mereka pikir diinginkan oleh pelanggan. Akan tetapi menurut konsep pemasaran bisnis bermula dari pelanggan. Produsen barang atau jasa akan mulai dengan menetapkan apa yang pelanggan inginkan dan kemudian menyediakan.perusahaan-perusahaan itu membebaskan para konsumennya untuk memilih sesuai kebutuhan mereka dengan menawarkan serangkaian produk untuk suatu pasar.
  1. Era Global
Tahun 1980-an menjadi saksi kelanjutan kemajuan teknologi produksi, komputer, sistem informasi dan kemampuan alat komunikasi. Pada masa itu ekonomi global menjadi nyata. Diseluruh dunia orang-orang mengendarai mobil Toyota, Ford,minum Pepsi, memakai Jeans Levi’s, menggunakan Microsoft, dan menonton film produksi disney.
Globalisasi adalah fakta kehidupan bagi kebanyakan bisnis dewasa ini. Komunikasi dan transportasi yang semakin membaik, semakin efisiensinya metode-metode untuk pembiayaan, produksi, distribusi, serta pemasaran produk dan jasa.
  1. Era Informasi
Era informasi dipicu oleh maraknya pengguna internet. Pengguna internet di Amerika Utara tumbuh dari sekitar 100 pengguna per 1000 orang pada tahun 1995 menjadi 750 pengguna per 1000 orang pada tahun 2005. Akan tetapi tingkat pertumbuhan pengguna internet eropa meningkat lebih cepat, dan bahkan di Asia Pasifik peningkatan lebih signifikan. Perkembangan internet memberikan peningkatan dramatis di semua sektor perekonomian, terutama sektor jasa. Internet secara khusus mempermudah perdagangan jasa yang berskala internasional.
C.    PEREKONOMIAN SISTEM PASAR
Memahami system perekonomian Amerika Serikat yang rumit merupakan hal penting dalam memahami lingkungan dimana bisnis Amerika Serikat beroperasi. Kinerja perusahaan dipengaruhi oleh perubahan-perubahan dalam harga yang dikenakan oleh perusahaan untuk produk-produknya dan dalam harga yang dibayarkan oleh perusahaan untuk perlengkapan dan bahan baku (Jef Madura;2011;136).
  1. Permintaan dan penawaran dalam perekonomian pasar.
Perekonomian pasar terdiri dari banyak pasar yang berbeda. Setiap input didalam pasar yang digunakan oleh bisnis dan setiap barang atau jasa yang diciptakan oleh bisnis masing-masing memiliki pasar tersendiri. Di dalam masing-masing pasar tersebut, bisnis memutuskan apa yang harus dibuat, berapa banyak, dan berapa harga yang ditetapkan. Demikian pula dengan pelanggan yang memutuskan apa saja yang dibeli, dan berapa mereka rela membayar.
  1. Hukum permintaan dan penawaran.
Di dalam semua level perekonomian, keputusan tentang apa yang di beli dan di jual ditentukan terutama oleh kekuatan permintaan dan penawaran. Permintaan Adalah kemauan dan kemampuan pembeli untuk membeli produk (barang atau jasa) tertentu. Hukum permintaan: “Pembeli akan membeli (permintaan) lebih banyak produk ketika harganya turun dan membeli lebih sedikit ketika harganya meningkat.”
Penawaran Adalah kemauan dan kemampuan produsen untuk menawarkan barang atau jasa tertentu untuk dijual. Hukum penawaran:“Produsen akan menawarkan (penawaran) lebih banyak produk untuk dijual ketika harganya meningkat dan lebih lebih sedikit ketika harganya turun.
  1. Mekanisme permintaan dan penawaran.
Mekanisme permintaan dan penawaran diperoleh dari riset pemasaran, data historis, dan studi penelitian mengenai pasar lainnya. Apabila diaplikasikan sebagaimana mestinya, mekanisme pasar tersebut membantu kita memahami hubungan antara level permintaan dan penawaran pada level harga yang berbeda-beda.
  1. Kurva permintaan dan penawaran.
Kurva permintaan (Demand Schedule) menunjukan berapa banyak produk yang akan diminta (dibeli) pada harga yang berbeda-beda. Kurva permintaan diberi tanda D1 menunjukan bahwa ketika harga menurun kuantitas yang diminta meningkat (Jef Madura;2011;137).
Kurva penawaran (supply scedule) menunjukan berapa banyak produk yang akan ditawarkan (dijual) pada harga yang berbeda-beda. Kurva penawaran diberi tanda S1 menunjukan ketika harga meningkat, kuantitas dari barang yang ditawarkan juga meningkat (Jef Madura;2011;138).
Ketika kurva permintaan dan penawaran diplotkan kedalam satu grafik yang sama, nilai dimana mereka berpotongan merupakan harga pasar atau harga equilibrium (equilibrium price).Harga pasar atau harga ekulibrium adalah, harga dimana jumlah barang yang diminta sama dengan jumlah barang yang ditawarkan.
D.    PERUSAHAAN SWASTA DAN PERSAINGAN DI PEREKONOMIAN PASAR
Sistem perusahaan swasta adalah system yang memungkinkan para individu untuk mengejar kepentingan mereka sendiri dengan batasan minimal dari pemerintah. Perusahaan swasta mmenuntut adanya empat unsur, antara lain:
  1. Hak property pribadi
Hak kepemilikan atas sumber daya yang digunakan untuk menciptakan kekayaan berada ditangan individu.
  1. Kebebasan memilih
Kebebasan untuk menjual/mempekerjakan tenaga kerja, dan bebas untuk memilih/menjual produk.
  1. Laba
Iming-iming laba akan mendorong beberapa orang untuk mengambil risiko melakukan wirausaha. Laba yang diantisipasi juga berpengaruh kuat pada pilihan individu atas barang dan jasa yang akan mereka produksi (Gugup Kismono;2012;312).
  1. Persaingan
Persaingan memotivasi mereka untuk menjalankan perusahaan secara efisien. Persaingan terjadi ketika dua perusahaan atau lebih berlomba mendapatkan sumber daya dan pelanggan yang sama. Untuk memproduksi barang yang efisien dan menjualnya dengan harga yang dapat mendatangkan laba, perusahaan harus meyakinkan pelanggan, bahwa produk yang mereka hasilkan lebih baik atau lebih murah daripada pesaing (Jef Madura;2011;144).
Oleh karena itu, persaingan mendorong para perusahaan untuk membuat produk yang lebih baik atau lebih murah. Dalam system perusahaan bebas, tidak semua industry sama persaingannya. Terdapat empat tingkat persaingan, yaitu:
  1. Persaingan Sempurna
Agar persaingan sempurna dapat tercipta, ada dua kondisi yang harus dipenuhi:
-       Semua perusahaan dalam suatu industry harus berskala kecil
-       Jumlah perusahaan dalam industry tersebut harus banyak.
Dalam kondisi tersebut, tidak aka nada perusahaan yang cukup kuat untuk mempengaruhi harga. Kondisi ini juga mencerminkan empat prinsip:
-       Produk-produk yang ditawarkan setiap perusahaan mirip.
-       Baik penjual maupun pembeli mengetahui harga-harga yang dibayarkan dan diterima pihak lain dipasar.
-       Setiap perusahaan mudah masuk atau meninggalkan pasar.
-       Harga-harga yang ditentukan oleh penawar sepenuhnya, dan diterima baik oleh pembeli maupun penjual.
Contoh persaingan sempurna di Amerika Serikat antara lain pertanian gandum.
  1. Persaingan Monopolistik
Dalam persaingan ini terdapat lebih sedikit penjual jika dibandingkan dengan pasar di persaingan sempurna. Para penjual berusaha membuat produk mereka terlihat sedikit berbeda dari para pesaing. Strategi ini mencakup pembangunan merk, perancangan fashion, dan iklan.
Perusahaan yang bersaing secara monopolistic cenderung mudah memasuki dan meninggalkan pasar. Differensiasi (pembedaan) produk juga memberikan tambahan kesempatan bagi para penjual untuk mengendalikan harga-harga yang mereka tetapkan.
  1. Persaingan Oligopoli
Persaingan ini terjadi apabila sebuah industry hanya memiliki sedikit penjual. Masuknya pesaing baru cenderung menjadi sulit karena diperlukannya investasi yang besar. Konsekuensinya, industry oligopoly cenderung statis.
Masing-masing oligopolies memiliki kendali yang lebih besar terhadap strategi mereka sendiri daripada perusahaan-perusahaan yang bersaing secara monopolistic. Namun tindakan perusahaan dapat mempengaruhi penjualan perusahaan lain di industry itu.
  1. Persaingan Monopoli
Persaingan ini terjadi ketika industry atau pasar tertentu hanya memiliki satu produsen yang dapat menetapkan harga. Pemasok tunggal menikmati kendali penuh atas harga produknya. Hambatan satu-satunya ada pada menurunnya permintaan pelanggan akibat meningkatnya harga.
Di Amerika Serikat terdapat UU yang mengatur tentang harga yang ditetapkan oleh perusahaan yang memiliki karakteristik monopoli alami. Monopoli alami merupakan industry dimana satu perusahaan dapat menyediakan semua barang atau jasa yang dibutuhkan dengan cara yang paling efisien.














BAB 2
MEMAHAMI LINGKUNGAN BISNIS

A.    PENGERTIAN LINGKUNGAN BISNIS
Lingkungan (environment) dapat diartikan keseluruhan unsur-unsur yang dapat saling berhubungan dan saling mempengaruhi terhadap suatu keadaan dan kegiatan tertentu. Lingkungan terdiri dari unsur fisik dan nonfisik. Di dalam dunia bisnis, unsur fisik misalnya teknologi, kondisi alam dan pemasok sedangkan unsur non fisik dapat berupa adat istiadat masyarakat, kondisi ekonomi dan norma.
Bisnis (business) terdiri atas seluruh aktifitas dan usaha untuk mencari keuntungan dengan menyediakan barang dan jasa yang dibutuhkan bagi sistem perekonomian. Inti dari setiap usaha bisnis adalah adanya pertukaran antara pembeli dan penjual.
Dari kedua definisi diatas dapat kita tarik kesimpulan bahwa pengertian Lingkungan Bisnis adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi secara langsung maupun tidak langsung terhadap manajemen organisasi atau aktifitas usaha.
B.     PEMBAGIAN LINGKUNGAN BISNIS
Lingkungan organisasi dapat dibedakan atas lingkungan eksternal dan lingkungan internal. Lingkungan eksternal terdiri atas faktor-faktor yang mempengaruhi organisasi dari luar batas organisasi, sedangkan lingkungan internal meliputi faktor-faktor yang ada di dalam organisasi yang berpengaruh terhadap manajemen organisasi.
Lingkungan eksternal dari sebuah organisasi pada umumnya dibedakan atas lingkungan umum dan lingkungan khusus (juga disebut lingkungan tugas) yang meliputi pemasok, pelanggan, pesaing, pembuat peraturan, dan serikat pekerja. Sementara itu lingkungan internal meliputi faktor-faktor visi misi, budaya perusahaan, gaya manajemen, kebijakan organisasi, karyawan, hubungan antar divisi,dan organisasi informal.
C.    HUBUNGAN LINGKUNGAN EKSTERNAL DAN INTERNAL DENGAN ORGANISASI
Lingkungan eksternal sebagai sumber untuk pemasok dari sumber daya dan konsumen dari output. Seberapa besar lingkungan ini dapat mendukung organisasi dapat membawa dampak terhadap operasi dan kinerja organisasi. Hubungan yang baik dengan para pemasok akan lebih menjamin kelancaran masuknya sumber daya yang dibutuhkan dan pelanggan yang merasa puas akan mendukung permintaan terhadap barang dan jasa yang dihasilkan.
Lingkungan internal berpengaruh langsung terhadap tingkat kemampuan dalam proses yang meliputi ketiga subsistem yang ada di dalam sistem organisasi, yaitu masukan (input), transformasi, dan keluaran (output).
D.    LINGKUNGAN UMUM
Lingkungan umum terdiri dari kondisi-kondisi latar belakang dalam lingkungan eksternal yang dapat berpengaruh besar terhadap kegiatan operasional dari sebuah organisasi. Lingkungan ini meliputi:
  1. Kondisi Ekonomi
Yaitu kondisi umum dari perekonomian yang berkaitan dengan suku bunga, inflasi, konvertibilitas mata uang, tingkat penghasilan perkapita, produk domestik bruto, kebijakan moneter dan fiskal, sistem perpajakan, penduduk, pengangguran, tingkat upah dan indikator ekonomi lainnya yang berkaitan.
  1. Kondisi Sosial-Budaya
Kondisi umum dari nilai-nilai social yang berlaku mengenai hak asasi manusia, adat-istiadat, norma, nilai, kepercayaan, bahasa, sikap, perilaku, bahasa, agama, selera, aspirasi, trend pendidikan dan lembaga sosial terkait.
  1. Kondisi Hukum – Politik
Yaitu Ideologi politik, partai dan organisasi politik, bentuk pemerintah, hukum, undang-undang dan peraturan pemerintah yang mempengaruhi transaksi bisnis, perjanjian dengan Negara lain, hak paten dan merek dagang.
  1. Kondisi Teknologis
Yaitu kondisi umum dari pengembangan dan tersedianya teknologi di dalam lingkungan, termasuk kemajuan ilmu pengetahuan.
  1. Kondisi Lingkungan Alam
Merupakan kondisi umum dari alam dan kondisi lingkungan fisik. Perbedaan dalam faktor-faktor yang berkaitan tersebut akan sangat terasa bagi organisasi yang beroperasi international. Kondisi dalam lingkungan umum tersebut banyak berbeda dalam satu Negara dengan Negara-negara lainnya. Para manajer yang berhasil dari organisasi yang beroperasi international dapat memahami berbagai perbedaan ini dan membantu organisasi dalam membuat penyesuaian operasional yang diperlukan.
E.     LINGKUNGAN KHUSUS
Lingkungan khusus terdiri atas organisasi, kelompok, perorangan yang aktual dengan siapa sebuah organisasi harus berinteraksi agar dapat beroperasi dan berkembang. Seingkali disebut juga lingkungan tugas, lingkungan ini berbeda untuk setiap organisasi, tergantung situasi dan domain operasi yang unik dari organisasi. Elemen-elemen penting dalam lingkungan khusus dari sebuah organisasi meliputi:
  1. Pelanggan
Yaitu kelompok individu dan organisasi konsumen atau nasabah tertentu yang membeli barang dari organisasi dan atau menggunakan jasanya.
  1. Pemasok
Pemberi sumberdaya manusia, informasi dan keuangan serta bahan mentah tertentu yag dibutuhkan oleh organisasi untuk beroperasi.
  1. Pesaing
Organisasi tertentu yang menawarkan barang dan jasa yang sama atau serupa kepada kelompok konsumen atau nasabah yang sama.
  1. Pembuat Peraturan
Badan atau perwakilan pemerintah pada tingkat lokal, daerah dan pusat sebagai penegsk hokum dan perturan yang berpengaruh terhadap kegiatan operasional organisasi.
  1. Serikat Pekerja
Yaitu organisasi yang menghimpun para pekerja untuk memperjuangkan aspirasi para anggotanya.
F.     LINGKUNGAN INTERNAL
Merupakan faktor-faktor yang ada di dalam organisasi yang berpengaruh terhadap manajemen operasi. Adapun pengaruh dari lingkungan internal terhadap organisasi secara singkat dapat dikemukakan sebagai berikut:
  1. Visi-misi
Visi diartikan sebagai gambaran kondisi atau potret dimasa depan (berjangka panjang) yang akan dituju oleh sebuah organisasi. Sementara itu misi adalah pernyataan mengenai maksud dan filosofi organisasi atau alasan mengapa sebuah organisasi eksis. Setiap tingkatan manajemen harus memahami sepenuhnya apa yang menjadi visi dan misi organisasi.
  1. Budaya Perusahaan
Budaya adalah sistem dari kebersamaan nilai, kepercayaan, dan kebiasaan di dalam sebuah organisasi yang berinteraksi dengan struktur formal yang menghasilkan norma perilaku dalam organisasi. Ia merupakan iklim sosial dan psikologis dari sebuah perusahaan, dan wujudnya bisa merupakan budaya yang tertutup atau terbuka. Dalam budaya tertutup keutusan cenderung dibuat oleh tingkatan yang lebih tinggi dalam menajemen. Manajer kurang begitu percaya pada bawahan, banyak kerahasiaan di seluruh jajaran organisasi, dan karyawan tak terdorong untuk kreatif atau terlibat dalam pemecahan masalah. Sebaliknya, dalam budaya terbuka keputusan dibuat pada tingkatan manajemen yang lebih rendah, kepercayaan terhadap bawahan atau karyawan cukup besar dan karyawan didorong agar keatif dan diikut sertakan dalam pemecahan masalah.
  1. Gaya manajemen
Sikap dan preferensi atasan mempengaruhi bagaimana sebuah tugas dilaksanakan. Masalah didapat jika gaya manajerial dari manajer yang lebih tinggi berbeda dengan manajer tingkat bawah. Secara umum, manajer tingkat bawah harus menyesuaikan diri dengan gaya dari atasan.
  1. Kebijakan
Kebijakan menetapkan batasan sebagai batasan sebagai arahan dalam membuat keputusan. Kebijakan yang dibuat oleh manajer tingkat bawah harus selaras dengan dengan kebijakan dari manajer yang lebih tinggi. Kebijakan seringkali dimaksudkan untuk menjamin konsistensi dalam praktik misalnya mengenai kapan dan bagaimana kinerja dinilai.
  1. Karyawan
Karyawan berbeda-beda satu sama lain dalam berbagai hal seperti kecakapan, sikap, tujuan pribadi, dan kepribadian. Akibatnya, perilaku seorang manajer yang efektif dengan seorang karyawan mungkin tidak efektif dengan karyawan lain. Pada kasus yang ekstrem karyawan mungkin berbeda satu sama lain sehingga hampir tak mungkin dikelola sebagai sebuah kelompok. Agar bisa efektif, manajer harus mempertimbangkan perbedaan, baik individual maupun kelompok.
  1. Organisasi informal
Anggota organisasi akan menjumpai dua jenis organisasi di dalam perusahaan, yaitu formal dan tidak formal (informal). Organisasi formal ditunjukkan oleh bagan struktur organisasi dan uraian jabatan. Organisasi informal adalah hubungan yang berkembang dan pola interaksi manusia di dalam organisasi yang tidak ditetapkan secara resmi. Organisasi informal dapat berdampak positif atau negative terhadap jalannya kegiatan perusahaan.
  1. Hubungan antar unit
Manajer harus memahami benar hubungan antar divisi atau departemen yang ada dan harus memanfaatkan hubungan tersebut secara maksimal. Jika pekerjaan sebuah divisi tergatung pada divisi lain dalam arus kerja, maka manajer harus memahami bahwa kerjasama dengan divisi-divisi lain sangat dibutuhkan jika pekerjaan harus diselesaikan secara efisien atau produktivitas divisi ingin ditingkatkan.
G.    LINGKUNGAN DAN KEUNGGULAN KOMPETITIF
Menurut Schermerhorn (1996), perhatian pihak manajemen dalam menangani lingkungan eksternal yang kompleks dan terus menerus berubah semakin dipusatkan pada konsep keuggulan daya saing. Keunggulan daya saing diartikan sebagai kelebihan tertentu yang memungkinkan sebuah organisasi dapat menangani kekuatan-kekuatan pasar dan lingkungan secara lebih baik daripada para pesaingnya.
  1. Perekonomian
Tidak ada satu organisasi pun yang kebal terhadap pengaruh dari faktor-faktor ekonomi. Lebih-lebih pada dewasa ini, persaingan untuk memburu konsumen dan mendapatkan sumberdaya yang langka semakin keras dan tanpa ampun. Para manajer harus mengarahkan perusahaan untuk bersaing dan memenangkannya, baik pada saat ekonomi sedang mengalami resesi maupun ketika ekonomi mengalami pertumbuhan.
Oleh karena itu para manajer masa kini harus paham dan mengikuti serta responsive terhadap perkembangan perekonomian dunia. Para pemimpin korporasi kini paham benar bahwa keunggulan bersaing harus diraih dengan pemahaman sepenuhnya, baik terhadap permasalahan maupun peluang dari dimensi internasional dalam manajemen.
  1. Isu sosial budaya
Setiap manajer yang berbicara mengenai keunggulan daya saing harus mengakui perihal pentingnya orang. Hal ini berkaitan dengan komitmen dan usaha dalam menggunakan sumber daya organisasi yang akan menentukan tingkatan tertinggi dalam pencapaian kinerja. Manajer yang baik paham bahwa pekerja yag berbakat dan rajin merupakan hal sangat penting untuk keunggulan daya saing jangka panjang. Seorang manajer juga harus membuat keputusan yang baik ketika merekrut dan menyeleksi pekerja dari sumber tenaga kerja, baik dari eksternal maupun internal.
  1. Aspek hukum-politik
Segala upaya yang dilakukan manajer guna mengejar keunggulan daya saing harus dilakukan dengan cara-cara yang sesuai dengan harapan masyarakat, yaitu tetap menjunjung etika dan tanggung jawab sosial, serta berada dalam kerangka hukum dan peraturan  pemerintah yang mendukung harapan tersebut.
Manajer juga dituntut untuk mengetahui berbagai peraturan perundang-undangan ditingkat kabupaten, provinsi dan nasional termasuk badan-badan pemerintah terkait. Organisasi yang beroperasi secara internasional akan menghadapi komplikasi yang lebih besar karena hukum dan peraturan yang berlaku berbeda-beda dari satu Negara dengan Negara lain.
  1. Aspek teknologi
Kini, kita hidup dan bekerja dalam abad teknologi informasi. Terlebih bagi para manajer, penggunaan teknologi dan informasi merupakan tema kunci keseharian. Komputer dan teknologi informasi terus memperluas pengaruhnya pada proses manufacturing dan pelayanan. Orang lain bahwa keunggulan daya saing melalui teknologi akan menjadi kunci pendorong bagi organisasi pada beberapa tahun mendatang.
Harus diakui bahwa kemajuan teknologi yang pesat akan membawa berbagai perubahan yang berlanjut pada masyarakat luas. Sebagai manajer, karyawan dan konsumen kita harus berupaya untuk terus mengikuti dan memahami setiap langkah perkembangan dan perubahan yang terjadi.
  1. Lingkungan alam
Isu-isu mengenai lingkungan menduduki peringkat kedua tertinggi pada prioritas sosial sesudah pendidikan. Hasil survei menunjukan bahwa dunia usaha harus mengambil peranan aktif dalam membantu memecahkan permasalahan lingkungan yang kini di hadapi masyarakat dunia. Para pemimpin bisnis dan pemerintah yang berwawasan progresive mengakui bahwa sejumlah besar industri di dunia mengandalkan sumber daya alam untuk basis produk yang dihasilkannya. Mereka mengerti besarnya potensi untuk pemasaran hijau yang melibatkan penjualan produk-produk yang ramah lingkungan.




BAB 3
MENJALANKAN BISNIS SECARA ETIS DAN BERTANGGUNG JAWAB

A.    PENGERTIAN ETIKA BISNIS
Etika bisnis merupakan penerapan tanggung jawab sosial suatu bisnis yang timbul dari dalam perusahaan itu sendiri. Secara sederhana yang dimaksud dengan etika bisnis adalah cara-carauntuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yangberkaitan dengan individu, perusahaan, industri dan juga masyarakat. Kesemuanya ini mencakup bagaimana kita menjalankan bisnis secara adil (fairness), sesuai dengan hukum yang berlaku (legal) tidak tergantungpada kedudukani individu ataupun perusahaan di masyarakat.
B.     KEPENTINGAN ETIKA DALAM BISNIS
Mengapa etika bisnis dalam perusahaan terasa sangat penting saat ini? Karena untuk membentuk suatu perusahaan yang kokoh dan memiliki daya saing yang tinggi serta mempunyai kemampuan menciptakan nilai (value-creation) yang tinggi, diperlukan suatu landasan yang kokoh.Biasanya dimulai dari perencanaan strategis , organisasi yang baik, sistem prosedur yang transparan didukung oleh budaya perusahaan yang andal serta etika perusahaan yang dilaksanakan secara konsisten dan konsekwen.
Haruslah diyakini bahwa pada dasarnya praktek etika perusahaan akan selalu menguntungkan erusahaan baik untuk jangka menengah maupun jangka panjang karena :
  1. Akan dapat mengurangi biaya akibat dicegahnya kemungkinan terjadinya friksi baik intern perusahaan maupun dengan eksternal
  2. Akan dapat meningkatkan motivasi pekerja
  3. Akan melindungi prinsip kebebasan ber-niaga
  4. Akan meningkatkan keunggulan bersaing
Tindakan yang tidak etis, bagi perusahaan akan memancing tindakan balasan dari konsumen dan masyarakat dan akan sangat kontra produktif, misalnya melalui gerakan pemboikotan, larangan beredar, larangan beroperasi. Hal ini akan dapat menurunkan nilai penjualan maupun nilai perusahaan. Sedangkan perusahaan yang menjunjung tinggi nilai-nilai etika pada umumnya perusahaan yang memiliki peringkat kepuasan bekerja yang tinggi pula, terutama apabila perusahaan tidak mentolerir tindakan yany tidak etis misalnya diskriminasi dalam sistem remunerasi atau jenjang karier. Karyawan yang berkualitas adalah aset yang paling berharga bagi perusahaan oleh karena itu semaksimal mungkin harus tetap dipertahankan.
C.    MEMBANGUN ETIKA BISNIS DAN BISNIS YANG BERETIKA
Apabila moral merupakan sesuatu yang mendorong orang untuk melakukan kebaikan etika bertindak sebagai rambu-rambu (sign) yang merupakan kesepakatan secara rela dari semua anggota suatu kelompok. Dunia bisnis yang bermoral akan mampu mengembangkan etika (patokan/rambu-rambu) yang menjamin kegiatan bisnis yang seimbang, selaras, dan serasi.
Etika sebagai rambu-rambu dalam suatu kelompok masyarakat akan dapat membimbing dan mengingatkan anggotanya kepada suatu tindakan yang terpuji (good conduct) yang harus selalu dipatuhi dan dilaksanakan. Etika di dalam bisnis sudah tentu harus disepakati oleh orang-orang yang berada dalam kelompok bisnis serta kelompok yang terkait lainnya.
Dalam menciptakan etika bisnis, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain ialah:
1.      Pengendalian diri
            Artinya, pelaku-pelaku bisnis dan pihak yang terkait mampu mengendalikan diri mereka masing-masing untuk tidak memperoleh apapun dari siapapun dan dalam bentuk apapun. Disamping itu, pelaku bisnis sendiri tidak mendapatkan keuntungan dengan jalan main curang dan menekan pihak lain dan menggunakan keuntungan dengan jalan main curang dan menakan pihak lain dan menggunakan keuntungan tersebut walaupun keuntungan itu merupakan hak bagi pelaku bisnis, tetapi penggunaannya juga harus memperhatikan kondisi masyarakat sekitarnya. Inilah etika bisnis yang "etis".
2.      Pengembangan tanggung jawab sosial (social responsibility)
            Pelaku bisnis disini dituntut untuk peduli dengan keadaan masyarakat, bukan hanya dalam bentuk "uang" dengan jalan memberikan sumbangan, melainkan lebih kompleks lagi. Artinya sebagai contoh kesempatan yang dimiliki oleh pelaku bisnis untuk menjual pada tingkat harga yang tinggi sewaktu terjadinya excess demand harus menjadi perhatian dan kepedulian bagi pelaku bisnis dengan tidak memanfaatkan kesempatan ini untuk meraup keuntungan yang berlipat ganda. Jadi, dalam keadaan excess demand pelaku bisnis harus mampu mengembangkan dan memanifestasikan sikap tanggung jawab terhadap masyarakat sekitarnya.
3.      Mempertahankan jati diri dan tidak mudah untuk terombang-ambing oleh pesatnya perkembangan informasi dan teknologi
            Bukan berarti etika bisnis anti perkembangan informasi dan teknologi, tetapi informasi dan teknologi itu harus dimanfaatkan untuk meningkatkan kepedulian bagi golongan yang lemah dan tidak kehilangan budaya yang dimiliki akibat adanya tranformasi informasi dan teknologi.
4.      Menciptakan persaingan yang sehat
            Persaingan dalam dunia bisnis perlu untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas, tetapi persaingan tersebut tidak mematikan yang lemah, dan sebaliknya, harus terdapat jalinan yang erat antara pelaku bisnis besar dan golongan menengah kebawah, sehingga dengan perkembangannya perusahaan besar mampu memberikan spread effect terhadap perkembangan sekitarnya. Untuk itu dalam menciptakan persaingan perlu ada kekuatan-kekuatan yang seimbang dalam dunia bisnis tersebut.
5.      Menerapkan konsep “pembangunan berkelanjutan"
            Dunia bisnis seharusnya tidak memikirkan keuntungan hanya pada saat sekarang, tetapi perlu memikirkan bagaimana dengan keadaan dimasa mendatang. Berdasarkan ini jelas pelaku bisnis dituntut tidak meng-"ekspoitasi" lingkungan dan keadaan saat sekarang semaksimal mungkin tanpa mempertimbangkan lingkungan dan keadaan dimasa datang walaupun saat sekarang merupakan kesempatan untuk memperoleh keuntungan besar.
6.      Menghindari sifat 5K (Katabelece, Kongkalikong, Koneksi, Kolusi dan Komisi)
            Jika pelaku bisnis sudah mampu menghindari sikap seperti ini, kita yakin tidak akan terjadi lagi apa yang dinamakan dengan korupsi, manipulasi dan segala bentuk permainan curang dalam dunia bisnis ataupun berbagai kasus yang mencemarkan nama bangsa dan negara.
7.      Mampu menyatakan yang benar itu benar
            Artinya, kalau pelaku bisnis itu memang tidak wajar untuk menerima kredit (sebagai contoh) karena persyaratan tidak bisa dipenuhi, jangan menggunakan "katabelece" dari "koneksi" serta melakukan "kongkalikong" dengan data yang salah. Juga jangan memaksa diri untuk mengadakan “kolusi" serta memberikan "komisi" kepada pihak yang terkait.
8.      Menumbuhkan sikap saling percaya antara golongan pengusaha kuat dan golongan pengusaha kebawah
            Untuk menciptakan kondisi bisnis yang "kondusif" harus ada saling percaya (trust) antara golongan pengusaha kuat dengan golongan pengusaha lemah agar pengusaha lemah mampu berkembang bersama dengan pengusaha lainnya yang sudah besar dan mapan. Yang selama ini kepercayaan itu hanya ada antara pihak golongan kuat, saat sekarang sudah waktunya memberikan kesempatan kepada pihak menengah untuk berkembang dan berkiprah dalam dunia bisnis.
9.      Konsekuen dan konsisten dengan aturan main yang telah disepakati bersama
            Semua konsep etika bisnis yang telah ditentukan tidak akan dapat terlaksana apabila setiap orang tidak mau konsekuen dan konsisten dengan etika tersebut. Mengapa? Seandainya semua ketika bisnis telah disepakati, sementara ada "oknum", baik pengusaha sendiri maupun pihak yang lain mencoba untuk melakukan "kecurangan" demi kepentingan pribadi, jelas semua konsep etika bisnis itu akan "gugur" satu semi satu.
10.  Menumbuhkembangkan kesadaran dan rasa memiliki terhadap apa yang telah disepakati
            Jika etika ini telah memiliki oleh semua pihak, jelas semua memberikan suatu ketentraman dan kenyamanan dalam berbisnis.
11.  Perlu adanya sebagian etika bisnis yang dituangkan dalam suatu hukum positif yang berupa peraturan perundang-undangan
            Hal ini untuk menjamin kepastian hukum dari etika bisnis tersebut, seperti "proteksi" terhadap pengusaha lemah.
D.    TANGGUNG JAWAB SOSIAL BISNIS
            Saat ini perusahaan dihadapkan pada paradigma yang relatif masih baru di Indonesia, yaitu paradigma yang melihat antara pihak perusahaan dan masyarakat bukanlah dua pihak yang berbeda dan bertolak belakang, namun merupakan bagian yang tak terpisahkan.
            Fakta masyarakat ada realita kontradiktif, dimana di satu pihak ada perusahaan besar yang aktivitas usahanya banyak diwarnai dengan konflik sosial, tetapi di sisi lain ada perusahaan besar yang berkinerja baik tanpa harus mengalami konflik sosial. Kondisi yang demikian diduga sangat dipengaruhi oleh derajat perilaku etis perusahaan, yang diwujudkannya melalui kadar tanggung jawab sosial perusahaan.
            Perusahaan sebagai sebuah sistem, dalam keberlanjutan dan keseimbangannya tidak bisa berdiri sendiri. Perusahaan memerlukan kemitraan yang saling timbal balik dengan institusi lain. Perusahaan selain mengejar keuntungan ekonomi untuk kesejahteraan dirinya, juga memerlukan alam untuk sumber daya olahannya dan stakeholders lain untuk mencapai tujuannya. Dengan menggunakan pendekatan tanggung jawab sosial perusahaan, perusahaan tidak hanya mendapatkan keuntungan ekonomi, tetapi juga keuntungan secara sosial. Dengan demikian keberlangsungan usaha tersebut dapat berlangsung dengan baik dan secara tidak langsung akan mencegah konflik yang merugikan.
            Beberapa bentuk pelaksanaan tanggung jawab sosial yang dapat kita temui di Indonesia adalah:
1.      Pelaksanaan Hubungan Industrialis Pancasila (HIP). 
            Kesepakatan Kerja Bersama (KKB) merupakan bentuk pelaksanaan yang telah banyak dijalankan pengusaha dengan karyawannya dan dituangkan dalam buku. Dimana diatur kewajiban dan hak masing-masing pihak. Beberapa contoh hak karyawan adalah cuti, tunjangan hari raya, dan pakaian kerja.
2.      Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL). 
            Penanganan limbah industri sebagai bagian dari produksi sebagai bentuk partisipasi menjaga lingkungan.
3.      Penerapan Prinsip Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (K3).
            Penekanan pada faktor keselamatan pekerja dengan menggunakan alat-alat yang berfungsi menjaga keselamatan, seperti topi pengaman, masker pelindung, maupun pakaian khusus lainnya.
4.      Perkebunan Inti Rakyat (PIR). 
            Sistem perkebunan yang melibatkan perkebunan besar milik negara dan kecil milik masyarkat. Perkebunan besar berfungsi sebagai inti dan motor penggerak perkebunan dimana semua bahan bakunya diambil dari perkebunan kecil disekitarnya yang berfungsi sebagai plasma.
5.      Sistem Bapak Angkat-Anak Angkat.
            Sistem ini melibatkan pengusaha besar yang mengangkat pengusaha kecil/menengah sebagai mitra kerja yang harus mereka bina. Terkadang hal ini menyebabkan masalah kepada pengusaha besar. Oleh karena itu, dibutuhkan kesadaran tinggi dalam pelaksanaannya.









BAB 4
MEMAHAMI KEWIRAUSAHAAN DAN KEPEMILIKAN BISNIS BARU

A.    PENGERTIAN KEWIRAUSAHAAN DAN KEPEMILIKAN BISNIS
1.      Pengertian Kewirausahaan
            Kewirausahaan merupakan sikap mental dan jiwa yang selalu aktif, kreatif, berdaya, bercipta, berkarsa dan bersahaja dalam berusaha dalam rangka meningkatkan pendapatan dalam kegiatan usahanya atau kiprahnya. Seseorang yang memiliki jiwa dan sikap wirausaha selalu tidak puas dengan apa yang telah dicapainya.
2.      Kepemilikan Bisnis
a.      Perusahaan Kepemilikan Tunggal
1)      Pengertian
            Perusahaan kepemilikan tunggal yaitu sebuah bisnis yang dimiliki, dan biasanya dikelola oleh satu orang. Perusahaan perseorangan lebih mudah didirikan karena tidak perlu izin usaha, tidak perlu berbadan hukum, dan modalnya tidak besar.
2)      Ciri-ciri perusahaan kepemilikan tunggal:
a.       Relatif mudah didirikan dan juga dibubarkan.
b.      Tanggung jawab tidak terbatas dan bisa melibatkan harta pribadi.
c.       Tidak ada pajak, yang ada adalah retribusi.
d.      Sulit mengatur roda perusahaan karena diatur sendiri.
e.       Keuntungan yang kecil terkadang harus mengorbankan penghasilan yang lebih besar.
f.       Jangka waktu badan usaha tidak terbatas atau seumur hidup.
g.      Sewaktu-waktu dapat dipindahtangankan.
3)      Keuntungan perusahaan kepemilikan tunggal :
a.       Seluruh laba menjadi miliknya
      Bentuk perusahaan kepemilikan tunggal ini memungkinkan pemilik menerima 100% laba yang di hasilkan perusahaan.
b.      Kepuasan pribadi
Prinsip satu pemimpin merupakan alasan yang paling baik untuk mengambil keputusan dalam pendirian usaha perseorangan. Jika berhasil insentif yang diterima akan lebih besar sehingga pemilik akan merasa puas.
c.       Kebebasan dan Fleksibilitas
      Pemilik usaha perseorangan ini tidak perlu berkonsultasi dengan orang lain dalam mengambil keputusan. Pemilik juga sebagai pimpinan dapat mengambil keputusan dengan cepat dalam kesempatan yang pendek.
d.      Lebih mudah memperoleh kredit
      Tanggung jawabnya tidak terbatas pada modal usaha saja, tetapi juga kekayaan pribadi dari pemilik, maka resiko kreditnya lebih kecil.
e.       Sifat kerahasiaan
      Dalam usaha perseorangan ini tidak perlu dibuat laporan keuangan. Dengan demikian masalah tersebut tidak dapat dimanfaatkan oleh pesaing.
4)      Kekurangan perusahaan perseorangan
a.       Tanggung jawab pemilik tidak terbatas
Artinya aset pribadi tidak dapat dibedakan dengan aset perusahaan. Dan juga kekayaan pribadinya termasuk sebagai jaminan terhadap seluruh utang perusahaan.
b.      Sumber keuangan terbatas
Karena pemilik hanya satu orang, maka usaha-usaha yang dilakukan untuk memperoleh sumber dana hanya bergantung pada kemampuannya.
c.       Kesulitan dalam manajemen
Semua kegiatan seperti pembelian, penjualan, pembelanjaan, pencarian kredit, pengaturan karyawan dan sebagainya dipegang oleh seorang pimpinan. Ini lebih sulit dibanding oleh beberapa orang.
d.      Kelangsungan usaha kurang terjamin
Kematian pemilik, bangkrut, atau sebab lainnya dapat menyebabkan usaha perseorangan ini berhenti kegiatannya.
e.       Kurangnya kesempatan pada karyawan
Karyawan yang bekerja pada usaha perseorangan akan tetap menduduki posisinya dalam jangka waktu yang relatif lama.
b.      Perusahaan Rekanan (Firma)
1)      Pengertian Perusahaan Rekanan
            Perusahaan rekanan adalah sebuah bentuk bisnis legal dengan dua pemilik atau lebih. Dalam persekutuan perusahaan rekanan umumnya seluruh sekutu memiliki kewajiban tidak terbatas terhadap utang perusahaan.
            Untuk mendirikan perusahaan rekanan terdiri dari dua cara. Pertama melalui akta resmi dan yang kedua akta dibawah tangan. Jika melalui akta resmi, maka proses selanjutnya harus sampai di berita Negara. Namun jika memilih akta di bawah tangan proses tersebut tidak perlu, cukup melalui kesepakatan pihak-pihak terlibat.
2)      Ciri dan sifat perusahaan rekanan
a.       Setiap anggota perusahaan rekanan memiliki hak untuk menjadi pemimpin
b.      Seorang anggota tidak berhak memasukkan anggota baru tanpa seizin anggota yang lainnya.
c.       Keanggotaan perusahaan rekanan melekat dan berlaku seumur hidup
d.      Seorang anggota mempunyai hak untuk membubarkan perusahaan rekanan
e.       Pendiriannya tidak memerlukan akte pendirian
f.       Mudah memperoleh kredit usaha.
3)      Keuntungan Perusahaan rekanan
a.       Untuk mendirikan perusahaan rekanan relatif mudah, tidak memerlukan persyaratan yang berat. Namun jika dibandingkan dengan perusahaan perseorangan lebih sedikit berat karena dalam perusahaan rekanan perlu kesepakatan para pihak yang akan mendirikan perusahaan rekanan.
b.      Dalam pendirian perusahaan rekanan tidak terlalu memerlukan akta formal, karena dapat menggunakan akta dibawah tangan (tidak formal).
c.       Lebih mudah memperoleh modal, karena pihak perbankan lebih mempercayainya. Apalagi jika perusahaan rekanan tersebut didirikan dengan akta resmi dan juga tidak terlalu banyak peraturan permerintah yang mengatur.
d.      Lebih mudah berkembang karena dipegang lebih dari satu orang, sehingga lebih terbuka terhadap berbagai pendapat atau kritikan untuk kemajuan usaha.
4)      Kekurangan Perusahaan rekanan
a.       Pemilik perusahaan rekanan memiliki tanggung jawab yang tidak terbatas atas utang yang dimilikinya.
b.      Apabila salah satu pihak pemilik perusahaan rekanan meninggal dunia atau mengundurkan diri, maka akan mengancam kelangsungan hidup perusahaan.
c.       Kesulitan dalam peralihan kepemimpinan karena berbagai kepentingan para pihak yang terlibat dan juga sering terjadi konflik kepentingan sehingga dapat mengancam kemajuan usahanya.
d.      Kesulitan dalam menghimpun dana untuk jumlah besar, serta mengikuti tender dalam jumlah tertentu.
c.       Persekutuan Komanditer (CV)
            Suatu bentuk perjanjian kerja sama untuk berusaha di mana salah satu atau lebih dari anggotanya bertanggung jawab terbatas.
1.      Sekutu Aktif
Adalah Sekutu yang ikut aktif mengelola perusahaan dan bertanggung jawab penuh atas kelangsungan hidup dan pertumbuhan bisnis itu.
2.      Sekutu Pasif
Adalah Sekutu yang hanya menyetor modal saja tanpa ikut mengelola perusahaan. Dalam master limited partnership (MLP) organisasi menjual saham kepada investor di pasar public seperti Pasar Saham New York. MLP sendiri merupakan bentuk kepemilikan yang menjual saham kepada investor yang menerima laba dan membayar pajak atas pendapatan dari laba.
3.      Perusahaan
            Perusahaan adalah bisnis yang secara hukum dianggap sebagai entitas yang terpisah dari pemilik-pemiliknya dan bertanggung jawab atas hutang-hutangnya sendiri (tanggung jawab pemilik terbatas pada besarnya investasi mereka). Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan perusahaan adalah sebagai berikut :
-       Menuntut dan dituntut
-       Membeli, menahan, dan menjual properti miliknya
-       Membuat dan menjual produk kepada konsumen
-       Melakukan kejahatan dan diadili serta dihukum atas kejahatan tersebut
1)      Keuntungan Perusahaan
a.       Keuntungan terbesar dalam perusahaan adalah Tanggung jawab terbatas (limited liability), yaitu prinsip legal dimana tanggung jawab para investor atas hutang-hutang perusahaannya terbatas hanya pada investasi pribadi mereka di perusahaan.
b.      Kontinuitas berdirinya perusahaan.
c.       Kontinuitas manajerial oleh management profesional.
d.      Pengadaan uang yang tidak terbatas, hal ini tergantung pada sehat tidaknya tingkat perekonomian perusahaan.
2)      Kerugian Perusahaan
a.       Karena mudahnya perpindahan kepemilikan saham, hal ini menyulitkan kehidupan para manajernya.
b.      Biaya awal ( start-up cost ). Karena dalam pendiriannya, perusahaan diatur secara ketat dan harus memenuhi persyaratan legal yang sangat rumit dari negara bagian tempat akta pendirian perusahaan dikeluarkan.
c.       Kerugian terbesar sebuah perusahaan adalah Pajak Ganda, dimana pajak dikenakan pada laba pendapatan perusahaan dan laba pendapatan para investor.