I.
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Minuman dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan cairan di dalam tubuh
manusia. Hal ini dikarenakan hampir 60 % dari total berat badan orang dewasa
terdiri dari cairan (Irawan, 2007), dengan demikian minuman merupakan kebutuhan
primer dalam kehidupan manusia. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan,
manusia selalu berinovasi untuk menciptakan variasi minuman. Beberapa varian
minuman yang favorit dikalangan masyarakat diantaranya susu, teh, kopi, dan
sirup. Pada penelitian ini peneliti membuat satu minuman dalam bentuk sirup,
hal ini dikarenakan sirup merupakan minuman yang mudah dibuat, mempunyai
variasi rasa yang beraneka ragam, dan bisa disajikan dalam bentuk panas maupun
dingin.
Sirup merupakan salah satu produk olahan cair yang dikonsumsi sebagian
besar orang sebagai minuman pelepas dahaga. Menurut Syamsuni (2007), sirup
adalah larutan oral yang mengandung sukrosa atau gula lain dalam kadar tinggi.
Sirup mengandung paling sedikit 50 % sukrosa dan biasanya 60 - 65 %. Menurut
Margono et al. (2000), sirup dapat
dibuat dari bahan dasar buah, daun, biji, akar dan bagian lain dari tumbuhan.
Pada saat ini dalam membuat sirup kebanyakan menggunakan pemanis alami yang
kita temukan sehari-hari adalah gula pasir dan pewarna sintetis. Gula pasir
yang selama ini dikonsumsi oleh masyarakat berbahan dasar tebu.
Sirup bukan hanya untuk menghilangkan rasa haus dan pemenuhan kebutuhan
cairan dalam tubuh manusia, tetapi beberapa jenis sirup mampu memberi manfaat
antioksidan yang dibutuhkan oleh tubuh sebagai penangkal radikal bebas.
Pembuatan sirup dengan memanfaatkan bahan dasar dari alam yang mudah didapat
oleh masyarakat sebagai antioksidan alami sangat dibutuhkan, hal ini bertujuan
untuk memberikan pemahaman pada masyarakat pentingnya antioksidan. Salah satu
bahan dasar yang mudah didapat dan berpotensi untuk diolah menjadi sirup adalah
buah kelapa.
Kelapa (Cocos
nucifera L.) merupakan salah satu tanaman penting di Negara-negara tropis.
Tanaman kelapa diproduksi di 92 Negara di seluruh dunia dengan luas areal sekitar
11,8 juta hektar. Produksi dunia telah diperkirakan 61.700.000 ton/tahun. Tanaman
kelapa di Indonesia menempati urutan pertama dunia dengan luas areal 3.231.710 hektar dengan
produksi 21.565.700 ton/tahun (FAO, 2009). Pada tahun 2015, luas areal
perkebunan kelapa Indonesia mencapai 3.533.300 hektar dengan produksi 2.924.080
ton/tahun dan sebagian besar diusahakan sebagai perkebunan rakyat yang tersebar
di seluruh pelosok Nusantara dengan rincian pulau Sumatera 1.126.724 hektar,
Jawa 805.364 hektar, Nusa Tenggara dan Bali 268.123 hektar, Kalimantan 202.711 hektar,
Sulawesi 763.992 hektar, Maluku dan Papua 366.387 hektar (Direktorat
Jenderal Perkebunan, 2015).
Sulawesi Tenggara
merupakan salah satu daerah yang memiliki potensi kelapa yang cukup luas. Tanaman kelapa di daerah
Sulawesi Tenggara dapat digambarkan bahwa areal potensi
kelapa yang tersebar di 12 Kabupaten/Kota pada tahun 2007 memiliki luas 55.710 hektar.
Sentra pengembangan dan potensi kelapa berdasarkan kabupaten/kota teratas di
Sulawesi Tenggara berada di Kabupaten Bombana dengan luas 16.716 hektar (30,01
%), Kabupaten Konawe 6.789 hektar (12,20 %), Kabupaten Muna 4.512 hektar (8,10 %),
Kabupaten Wakatobi dengan luas 4.500 hektar atau sekitar 8,08 %. Kota Kendari
dan Kota Bau-bau merupakan penyumbang terkecil dari aspek luas areal (Syafril, 2012). Berdasarkan data Statistik
Perkebunan Indonesia tahun 2015, luas areal perkebunan kelapa di Sulawesi Tenggara
telah mencapai 59.135 hektar dengan jumlah produksi 45.273 ton/tahun (Direktorat
Jenderal Perkebunan, 2015).
Secara tradisional, kelapa telah lama digunakan oleh hampir seluruh
masyarakat di Asia Tenggara. Tanaman kelapa telah menjadi bagian
penting bagi kehidupan masyarakat Indonesia umumnya. Hampir semua bagian
tanaman ini dapat dimanfaatkan untuk menenuhi kebutuhan ekonomi, sosial dan
budayanya (Novarianto, 2005). Pemanfaatan
kelapa selama ini yang utama adalah dari buahnya yang merupakan bagian paling
penting karena mempunyai nilai ekonomis dan nilai gizi yang tinggi. Buah kelapa banyak dimanfaatkan pada bagian dagingnya,
sedangkan air kelapa pemanfaatannya masih kurang (Helmi et al., 2008). Satu buah kelapa
rata-rata mengandung sekitar 200 ml air kelapa (Sugiritama, 2009). Jumlah ini dipengaruhi
oleh ukuran kelapa, varietas, kematangan, dan kesegaran kelapa.
Produksi air kelapa cukup berlimpah di Indonesia, yaitu mencapai lebih
dari 1 sampai 900 juta liter/tahun, namun pemanfaatannya dalam industri pangan
belum menonjol, sehingga masih banyak air kelapa yang terbuang percuma (Onifade,
2003; Warisno, 2004), seperti halnya pedagang atau jasa penggilingan daging
kelapa tua, yang dimanfaatkan hanya daging kelapanya saja, namun air kelapanya
tidak diolah, bahkan hanya dibuang begitu saja dan pada akhirnya menjadi limbah,
sehingga menimbulkan masalah bila terdapat dalam jumlah yang cukup besar.
Limbah air kelapa yang terfermentasi, akan menyebabkan polusi bau busuk yang
mengganggu lingkungan.
Air kelapa yang kurang dimanfatkan dan terbuang begitu saja, ternyata
masih memiliki susunan nilai gizi yang sesuai dengan kebutuhan manusia.
Secara umum air kelapa mempunyai khasiat dan nilai gizi dengan komponen utama
terdiri dari air, kalium, sejumlah kecil karbohidrat, protein dan garam
mineral. Kandungan mineral alami dan protein di dalam air kelapa sangat baik
untuk kesehatan (Fitrotin, 2008), tetapi masyarakat kurang memahami pentingnya
air kelapa terhadap kehidupan manusia, sehingga air kelapa kurang dimanfaatkan
dan banyak yang terbuang. Mengingat air kelapa memiliki khasiat dan kandungan
gizi yang cukup baik untuk kesehatan dan juga pemanfaatannya masih kurang, maka
sangat berpotensi untuk diolah menjadi produk minuman dan sirup dari air kelapa
(Rindengan dan Allorerung, 2004).
Sirup air kelapa adalah
salah satu minuman yang memberikan aroma yang khas serta memiliki banyak
manfaat bagi tubuh (Fauzi, 2016). Sirup air kelapa tidak langsung diminum tapi
harus di ence rkan terlebih dahulu karena
kadar gula dalam sirup air kelapa yang terlalu tinggi yaitu antara 60 % - 65 %.
Sirup air kelapa rasanya sangat segar dan enak serta khas aroma kelapanya, akan
tetapi warna alaminya putih keruh sehingga penampilannya kurang menarik. Untuk
membuat penampilan atau warnanya lebih menarik, ditambahkan ekstrak ubi jalar
ungu pada sirup air kelapa sebagai pengganti pewarna sintetis yang sering
ditambahkan dalam pembuatan sirup yang diklaim berbahaya bagi kesehatan.
Ubi jalar ungu
merupakan salah satu jenis ubi jalar yang banyak ditemui di Indonesia yang
memiliki warna ungu cukup pekat. Menurut Hardoko (2010), warna ungu pada ubi
jalar ungu disebabkan oleh adanya pigmen ungu antosianin yang menyebar dari
bagian kulit sampai dengan daging ubinya. Konsentrasi antosianin inilah yang
menyebabkan beberapa jenis ubi ungu mempunyai gradasi warna ungu yang berbeda.
Antosianin pada ubi jalar ungu mempunyai aktivitas sebagai antioksidan. Dengan
demikian ubi jalar ungu mempunyai potensi besar sebagai sumber antioksidan
alami dan sekaligus sebagai pewarna alami.
Penelitian ini akan dibuat sirup air
kelapa dengan penambahan ekstrak ubi jalar ungu. Fungsi penambahan ekstrak ubi
jalar ungu dalam pembuatan sirup air kelapa yaitu sebagai pewarna alami. Di
samping itu, ekstrak ubi jalar ungu dan air kelapa merupakan sumber antioksidan
alami, sehingga diharapkan sirup air kelapa ini juga kaya akan antioksidan.
Pada penelitian ini ingin mengkaji sifat fisik, kimia, dan organoleptik sirup
air kelapa dengan penambahan ekstrak ubi jalar ungu.
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar
belakang, maka yang menjadi rumusan masalah dari penelitian ini yaitu sebagai
berikut:
1. Bagaimana
sifat fisik, kimia dan organoleptik sirup air kelapa dengan penambahan ekstrak
ubi jalar ungu?
2. Bagaimana
aktifitas antioksidan sirup air kelapa dengan penambahan ekstrak ubi jalar
ungu?
3. Apakah
ada pengaruh penambahan ekstrak ubi jalar ungu terhadap sifat fisik, kimia dan
organoleptik sirup air kelapa?
C.
Tujuan
Penelitian
Tujuan yang dicapai
dari penelitian ini yaitu sebagai berikut:
1. Mempelajari
sifat fisik, kimia dan organoleptik sirup air kelapa dengan penambahan ekstrak
ubi jalar ungu.
2. Mempelajari
aktifitas antioksidan sirup air kelapa dengan penambahan ekstrak ubi jalar
ungu.
3. Mempelari
adanya pengaruh penambahan ekstrak ubi jalar ungu terhadap sifat fisik, kimia
dan organoleptik sirup air kelapa.
D.
Manfaat
Penelitian
Manfaat dari penelitian
ini yaitu sebagai berikut:
1. Memberikan
informasi ilmiah yang bermanfaat bagi pengembangan ilmu dan teknologi pangan
khususnya mengenai sifat fisik, kimia dan organoleptik yang dimiliki oleh sirup
air kelapa dengan penambahan ekstrak ubi jalar ungu.
2.
Memberikan informasi kepada masyarakat
bahwa sirup air kelapa dengan penambahan ekstrak ubi jalar ungu dapat dimanfaatkan
sebagai minuman fungsional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar